Terkadang seseorang memiliki banyak sekali penyangkalan untuk menghindari pengecekan kanker payudara ke dokter akhir mitos-mitos yang didengarnya. Aneka hal negatif berkecamuk sehingga menjadikan yang bersangkutan malah percaya hal-hal yang kurang rasional. Tidak ada riwayat keluarga dengan kanker payudara , wanita pasti aman.
Mitos yang kerap jadi penghambat pengobatan kanker payudara
Orang Langsing Pasti Bebas Kanker Payudara. Jamak diketahui bahwa obesitas mampu menjadi sarang penyakit , tak terkecuali kanker. Namun bagi perempuan yang langsing jangan keburu terlena. Sebab tubuh yang langsing namun jarang berolahraga masih memiliki risiko kanker payudara.
Wanita yang paling sedikit berolahraga 40% lebih mungkin terkena kanker payudara dibanding wanita yang paling aktif berolahraga. Yang lebih penting , hasil penelitian memperlihatkan bahwa olahraga seharusnya dilakukan tak peduli tubuh ramping atau gemuk. Sebab risiko kanker payudara tidak melulu berkaitan dengan bobot atau obesitas , tetapi juga kondisi dan acara tubuh.
"Anda dapat mengurangi risiko kanker payudara dengan aktif secara fisik , meski Anda berbobot normal ," tutur Trolle Lagerros dokter seorang andal obesitas di Karolinska Institute , Stockholm.
Menurut Lagerros , golongan yang paling rentan terserang kanker payudara yaitu mereka yang obesitas sekaligus tidak aktif berolahraga. Risiko itu dua kali lipat dibanding wanita yang ramping sekaligus aktif.
Payudara Kecil Aman dari Kanker
Sebenarnya tidak ada korelasi pasti antara ukuran payudara dengan risiko kanker payudara. Untuk diketahui , kanker payudara berkembang dalam sel-sel yang melapisi akses atau lobulus yakni episode yang berfungsi memproduksi susu dan membawanya ke puting. Nah , semua perempuan memilikinya , terlepas dari ukuran payudara mereka.
Akan tetapi ukuran payudara yang besar lebih mungkin membuat pemeriksaan lebih sulit dilakukan. Karena itu , perempuan berpayudara besar ataupun kecil harus sama-sama punya komitemen untuk melaksanakan pemeriksaan rutin.
Bra Tingkatkan Risiko Kanker Payudara
Ada yang bilang pemakaian bra berafiliasi dengan peningkatan risiko kanker payudara. Namun pendapat itu merupakan mitos yang menyesatkan.
Mitos tersebut lahir dari sebuah fenomena nyata. Di sebuah wilayah di Kepulauan Fiji , banyak perempuan tidak memakai bra dan jumlah pengidap kanker payudara di tempat tersebut relatif rendah. Fenomena serupa juga teramati di Jepang.
Para ilmuwan pun berspekulasi ihwal korelasi antara bra dan kanker payudara. Melalui serangkaian penelitian , para ilmuwan melaksanakan perbandingan dengan kelompok lain yang menggunakan bra. Juga dengan kelompok yang tidak menggunakan bra , di tempat lain. Kaprikornus tidak terbukti bahwa penggunaan bra berafiliasi dengan peningkatan risiko kanker payudara. Tapi hingga sekarang hal itu terlanjur menjadi mitos.
Namun demikian juga jangan asal memakai bra. Bra yang terlalu ketat , apalagi yang dipakai seharian dan selama tidur malam , selain tidak nyaman juga membuat pemakainya rentan terkena penyakit. Misalnya saja muncul lecet-lecet di kulit dan sebagainya.
Biopsi Mempercepat Penyebaran Kanker
Beberapa orang berpendapat jikalau ada benjolan mencurigakan di payudara , maka jangan buru-buru dibiopsi. Sebab biopsi malah mampu membuat payudara yang semula 'tidak apa-apa' menjadi 'kenapa-kenapa'. Padahal hal itu hanyalah mitos.
Untuk jenis kanker yang bersifat fast growing mirip kanker tiroid aplastik , pertumbuhannya mampu meningkat setelah biopsi. Namun secara umum , tidak semua kanker bersifat fast growing dan menjadi makin parah setelah biopsi. Justru , biopsi diperlukan untuk memastikan diagnosis , dan menentukan terapi yang sempurna untuk kanker yang terdeteksi.
Setelah memutuskan untuk biopsi , dianjurkan untuk segera menjalani terapi karena harus berpacu dengan doubling time atau waktu penggandaan sel kanker. Dari semua jenis kanker , jikalau dirata-rata doubling time sel kanker berkisar antara 20 hingga 100 hari.
Mastektomi Jaminan Tak akan Kena Kanker
Lantaran memiliki risiko kanker , aktris Angelina Jolie melaksanakan mastektomi. Ini merupakan salah satu tindak pencegahan. Akan tetapi bekerjsama mastektomi tidak mampu menjamin seseorang tidak akan kena kanker. Sebab beberapa perempuan ada yang terkena kanker di tempat bekas luka setelah mastektomi. Meski mastektomi mampu menjadi salah satu tindakan pencegahan , seseorang tetap perlu menjaga gaya hidupnya.
Mammogram Bisa Sebabkan Kanker Menyebar
Mammogram atau menggunakan x-ray pada payudara merupakan salah satu upaya untuk mendeteksi dini kanker payudara. Namun beberapa orang khawatir mammogram mampu menjadikan kanker cepat menyebar. Namun jangan percaya , alasannya pendapat itu yaitu mitos belaka.
Berdasar National Cancer Institute di AS , manfaat dari mamografi lebih besar daripada potensi ancaman paparan radiasi. Apalagi mammogram hanya memerlukan dosis radiasi yang sangat kecil. Risiko ancaman dari paparan radiasi ini sangat rendah.
Bagi perempuan yang berusia lebih dari 35 tahun direkomendasikan untuk melaksanakan mammogram ini secara berkala. Sedangkan bagi yang berusia di bawah 35 tahun mampu melaksanakan deteksi dini dengan USG. Periksa payudara sendiri secara kontinyu juga direkomendasikan dilakukan setiap orang.
Tak Ada Riwayat Kanker Payudara Artinya Aman
Jika ada riwayat kanker payudara dalam keluarga , seorang perempuan artinya memiliki faktor risiko. Akan tetapi jangan terlena jikalau Anda tidak memilimi keluarga yang terkena kanker payudara. Sebab hanya 5-10 persen kasus kanker payudara yang berafiliasi dengan genetik. American Cancer Society menyebut beberapa kasus kanker payudara bukan dikarenakan mutasi gen yang bersifat diturunkan semata , namun merupakan kombinasi antara gaya hidup dan faktor risiko karena genetika.
Kanker Payudara Pasti Ditandai Benjolan
Jika Anda berpikir kanker payudara hanya ditandai dengan benjolan semata , maka Anda salah besar. Sebab sekitar 10 persen perempuan yang didiagnosa kanker payudara tidak memiliki benjolan , rasa sakit atau tanda-tanda lain yang mengambarkan duduk perkara di dada mereka.
Apalagi di antara benjolan yang terdeteksi , 80 hingga 85 persen merupakan tumor jinak ataupun kista. Karena itu deteksi dini sangat penting dilakukan secara berkala. Nah , jikalau Anda mengalami hal-hal di bawah ini , ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter:
- Terlihat atau terasa adanya perubahan pada payudara , baik bentuk maupun ukuran
- Terdapat benjolan atau penebalan di bersahabat payudara atau di kawasan ketiak
- Payudara ataupun area puting terasa nyeri
- Puting tiba-tiba melesak ke dalam
- Kulit payudara bersisik , merah , ataupun bengkak. Kulit payudara penampakannya ibarat kulit jeruk
- Keluar cairan bukan susu dari puting.(dikutif dari banyak sekali sumber).
Komentar
Posting Komentar